LAMPUNG, Ungkapkasus.id
Kepolisian menunjukkan sikap humanis dalam merespons insiden unjuk rasa yang berlangsung di depan Gedung DPRD Provinsi Lampung, Senin (5/5/2025). Aksi demonstrasi dari Aliansi Masyarakat Peduli Petani Singkong Indonesia sempat memanas hingga aparat terpaksa membubarkan massa dengan gas air mata.
Menyikapi hal tersebut, Polri melalui Bhabinkamtibmas Kelurahan Kupang Kota bersama tim negosiator Polwan bergerak cepat menjalin komunikasi dengan warga yang terdampak.
Bhabinkamtibmas mendatangi warga di RT 01 RW 02, Kelurahan Kupang Kota, untuk menyampaikan permohonan maaf secara langsung. Ketua RT 01, Bapak Robinson, serta sejumlah warga seperti Bapak Rusdi, Abah Entong, dan Ibu Nurhayati menerima permintaan maaf dengan terbuka.
“Kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi akibat pembubaran massa. Ini bentuk empati kami kepada masyarakat,” ujar petugas Bhabinkamtibmas setempat.
Polisi juga memastikan tidak ada dampak serius dari penggunaan gas air mata. Namun, warga diminta segera melapor ke RS Bhayangkara apabila mengalami gangguan kesehatan.
Langkah serupa dilakukan tim negosiator Polwan yang menyisir permukiman secara door to door. Mereka menjelaskan maksud dan prosedur pembubaran serta memberikan ruang dialog kepada warga.
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Yuni Iswandari Yuyun menyatakan bahwa pendekatan ini merupakan wujud tanggung jawab moral Polri.
“Langkah door to door adalah bentuk empati dan kehadiran negara. Kami ingin warga merasa dilindungi, bukan malah trauma,” katanya.
Ia juga menegaskan bahwa Polri terbuka terhadap segala laporan warga.
“Silakan datang ke RS Bhayangkara jika ada keluhan. Kami siap membantu,” imbuh Kombes Yuyun.
Menurutnya, tindakan pembubaran dilakukan karena unjuk rasa mulai mengarah ke tindakan anarkis. “Kami menghargai aspirasi masyarakat, tetapi kami juga wajib menjaga ketertiban umum,” tegasnya.
Respons cepat dan pendekatan humanis Polri mendapat sambutan positif dari masyarakat. Warga mengapresiasi langkah aparat yang tetap profesional dan terbuka terhadap dialog.
“Apresiasi masyarakat menjadi semangat kami untuk terus hadir secara humanis dan melindungi rakyat,” tutup Kombes Yuyun.(joe/hms)
