Ungkap Kasus, Bandarlampung – Ketua Komisi II DPRD Provinsi Lampung, Ahmad Basuki, mendorong pemerintah daerah mempercepat proses hilirisasi komoditas unggulan sebagai langkah antisipatif terhadap kebijakan tarif baru yang diterapkan Pemerintah Amerika Serikat.
Pemerintah AS resmi menetapkan tarif bea masuk sebesar 19 persen terhadap sejumlah produk ekspor asal Indonesia, termasuk dari Lampung. Sementara Indonesia tetap menerapkan tarif 0 persen untuk produk asal Amerika yang masuk ke dalam negeri.
Kebijakan tersebut dinilai berpotensi menurunkan daya saing komoditas unggulan daerah, seperti kopi, kakao, nanas kaleng, karet, serta berbagai produk pertanian dan perikanan.
“Hilirisasi produk unggulan menjadi salah satu langkah strategis untuk meningkatkan daya saing ekspor. Tidak hanya dalam bentuk bahan setengah jadi, tapi juga produk akhir agar nilai tambahnya meningkat,” ujar Ahmad Basuki, yang akrab disapa Abas, dikutip dari Lampung Geh, Rabu (6/8/2025).
Ia menambahkan, kondisi ini bukan hanya tantangan, tetapi juga peluang bagi pemerintah daerah maupun pemerintah pusat untuk memperluas pasar ekspor ke negara lain.
“Ini sebetulnya peluang sekaligus tantangan bagi Pemprov Lampung dan pemerintah pusat untuk membuka jalur pemasaran baru, tidak hanya ke Amerika, tetapi juga ke Eropa dan Timur Tengah,” katanya.
Selain mendorong ekspor, Abas juga menekankan pentingnya penguatan ekonomi masyarakat melalui sektor pertanian.
“Masyarakat Lampung menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Maka cara paling sederhana untuk meningkatkan kesejahteraan adalah dengan mensejahterakan petani,” tegasnya.
Ia menyebut peran pemerintah sangat penting dalam mendukung sektor pertanian dari hulu hingga hilir, termasuk menjalin kerja sama perdagangan dengan pihak nasional dan internasional.
“Pemerintah daerah dan pusat perlu intervensi serius. Mulai dari penyediaan benih berkualitas, pupuk tepat waktu, alat pertanian, hingga menjamin kestabilan harga hasil panen,” pungkasnya.
