Dugaan Korupsi Dana Desa, Kakon Sedayu Terancam Dilaporkan

Tanggamus – ungkapkasus.id

Proses realisasi dana desa (DD) kembali menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat, kali ini hal tersebut mengarah pada salah satu Pekon di Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus Lampung.

Pekon Sedayu, yang di pimpin oleh Kepala Pekon (Kakon) berinisial SF (40). SF Dinilai oleh sejumlah masyarakat setempat, banyak melakukan kejanggalan dalam proses merealisasi Anggaran dana desa (ADD).

Keterbatasan kapasitas Sumber daya manusia~Diduga, masyarakat tidak dilibatkan secara aktif dalam pengawasan penggunaan DD, sehingga peluang penyalahgunaan terbuka lebar.
@
Tak sampai disitu saja, praktik kotor dan modus semacam ini bukan kali pertama terjadi, oknum kakon satu ini selalu menjadikan cara tersebut sebagai jalur alternatif untuk melancarkan aksi nya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh media ini, kuat dugaan telah terjadi praktik korupsi secara nyata, melalui salah satu masyarakat sekitar, satu persatu aksi kakon Sedayu dalam menggerogoti ADD terungkap. Selasa, (10/06)/2025).

Seperti pada tahun 2023 lalu, dalam kegiatan pemeliharaan dan Sapras sepak bola, kakon menganggarkan sebesar Rp. 21.350.000., sedangkan nyatanya dari pengakuan pihak pengurus lapangan, tidak pernah menerima bantuan dalam bentuk apapun, malahan dalam pengerjaan perapihan lapangan kala itu, kakon justru masih menghutang jasa pada supir eksavator sebesar kurang lebih Rp. 15.000.000., yang di infokan hingga saat ini belum terbayarkan.

“Mana? gak ada mas dana itu, itukan permintaan pemuda pada saat tahun lalu, kemudian dananya baru dicairkan di tahun berikutnya, malah dia ada hutang tuh infonya sama supir eksavator nya sampe sekarang belum dibayar katanya.” Ucap sumber yang enggan disebutkan

Sementara itu, saat dihubungi via telpon Kakon berdalih jika kegiatan tersebut sudah di anggarkan, dengan dibelikan Jaring Net bola voly dan bola kaki untuk keperluan dan perlengkapan olah raga tersebut.

“Untuk sarana dan prasarana olahraga itu kita belikan Net bola voly dan bola kaki mas, kalo orang bilang gak ada itu kan kata orang kalo kata saya sudah saya belikan.” Ungkap kakon saat dikonfirmasi

Selain terkait sarana dan prasarana olahraga, ambulan Pekon juga jadi topik perbincangan, setelah sebelumnya diisukan BPKB ambulan pekon digadaikan sampai pajak ambulan yang belum terbayar hingga saat ini, ternyata dana operasional juga jadi masalah diduga kuat kakon telan dana operasional ambulan tersebut.

Diketahui jika masyarakat ingin berobat, harus merogoh kantong sendiri untuk biaya operasional ambulan dipekon setempat, alhasil dana operasional pertahun menjadi pertanyaan dikalangan masyarakat, seperti penjelasan sumber.

“Kan kita tau ya mas, dana operasional ambulan itukan ada selain dari pada insentif supir, bahkan nilainya sampai puluhan juta, tapi kan selama ini masyarakat Pekon Sedayu harus bayar sendiri sesuai jarak tempuh kemana kita akan berobat, lalu kemana uang operasional selama ini? Sudah seperti itu saja kakon kami ini masih keliatan kere mas,” kata sumber dilokasi lain.

Saat ditemui di kantornya guna dimintai klarifikasi dan keterangan, SF enggan dikonfirmasi, ia mengatakan jika dirinya tidak ingin diberitakan

“Sudah mas jangan diberitakan kita selesaikan baik – baik,.” Ucap kakon dengan nada rendah

Dari banyaknya hiruk pikuk masalah dipekon Sedayu, terkait pengelolaan DD dari tahun ketahun di masa jabatan SF, masyarakat meminta agar oknum kakon tersebut di periksa baik oleh Afif atau aparat penegak hukum (APH).

Exit mobile version