Pringsewu(ungkapkasus.id)– Jajaran Polsek Pagelaran Polres Pringsewu memfasilitasi penyelesaian kasus kenakalan remaja yang melibatkan tiga siswa SMP berinisial F, Y, dan R. Ketiganya, yang duduk di bangku kelas 7 dan 8, diduga melakukan pengerusakan fasilitas sekolah serta berperilaku tidak patuh terhadap guru.
Pihak sekolah mengungkapkan bahwa tindakan indisipliner tersebut bukan kali pertama terjadi. Beberapa kejadian sebelumnya juga melibatkan siswa yang sama, hingga akhirnya membuat pihak sekolah merasa perlu meminta bantuan pihak kepolisian. Bahkan, petugas Bhabinkamtibmas setempat disebut sudah pernah melakukan pembinaan terhadap para siswa tersebut, namun sebagian dari mereka masih mengulangi perbuatannya.
Untuk mencegah hal-hal yang lebih buruk, Polsek Pagelaran kemudian memfasilitasi proses penyelesaian dengan menghadirkan para siswa, orang tua atau wali, serta pihak sekolah dalam sebuah mediasi di Mapolsek Pagelaran.
Dalam mediasi tersebut, ketiga siswa mengakui kesalahan mereka dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan serupa. Para orang tua juga menyatakan dukungan penuh terhadap langkah yang diambil pihak sekolah dan kepolisian, serta berkomitmen untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak mereka. Sebagai bentuk tanggung jawab, para siswa membuat surat pernyataan yang disaksikan oleh pihak kepolisian, sekolah, serta orang tua masing-masing.
Kapolsek Pagelaran, Iptu Agus Dharmawan dalam keterangannya mewakili Kapolres Pringsewu AKBP M. Yunnus Saputra menegaskan pentingnya penyelesaian dini terhadap setiap permasalahan yang melibatkan remaja.
“Kami selalu mengedepankan langkah preventif dan pembinaan. Ketika ada persoalan seperti ini, penyelesaian sejak awal sangat penting agar tidak berkembang menjadi masalah yang lebih besar. Harapan kami, para siswa bisa belajar dari kejadian ini dan pihak orang tua serta sekolah dapat terus bekerja sama dalam mengawasi serta membimbing anak-anak,” ujar Iptu Agus Dharmawan di mapolsek pagelaran pada kamis (20/11/2025)
Ia juga menambahkan bahwa Polsek Pagelaran siap bersinergi dengan pihak sekolah dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, tertib, dan kondusif bagi para pelajar. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada pihak sekolah yang memilih jalur pembinaan dan tidak menggunakan kekerasan dalam menangani kasus ini.
“Kami mengapresiasi pihak sekolah yang tetap mengutamakan pendekatan pembinaan dan tidak mengambil langkah-langkah yang bersifat kekerasan. Ini contoh penanganan yang sehat dan beradab. Kami percaya, penyelesaian sejak dini melalui dialog dan pembinaan bersama dapat mencegah masalah kecil berubah menjadi besar,” ujarnya
Dengan adanya mediasi ini, diharapkan para siswa dapat memperbaiki perilaku dan fokus kembali pada kegiatan belajar, sementara pihak sekolah dan orang tua tetap memperkuat komunikasi dan pengawasan demi mencegah kejadian serupa terulang.
