Polres Pringsewu Usulkan 5 Jembatan Gantung ke Satgasus Darurat, Banjarejo Jadi Prioritas

Pringsewu(ungkapkasus.id) — Polres Pringsewu mengusulkan pembangunan lima jembatan gantung di sejumlah titik di Kabupaten Pringsewu, Lampung, kepada Satgasus Darurat Jembatan. Usulan tersebut disampaikan secara berjenjang sebagai upaya membuka akses transportasi warga yang selama ini terkendala tidak adanya jembatan penghubung.

Kapolres Pringsewu AKBP M. Yunnus Saputra menyampaikan hal itu saat meninjau langsung kondisi lima lokasi jembatan gantung yang diusulkan. Lima titik tersebut berada di Pekon Sukoharjo 4 Kecamatan Sukoharjo – Pekon Podomoro Kecamatan Pringsewu; Pekon Madaraya Kecamatan Pagelaran Utara – Sukajadi; Pekon Banjarrejo Kecamatan Banyumas – Pekon Bumiarum Kecamatan Pringsewu; Pekon Margodadi Kecamatan Ambarawa – Pekon Waluyojati Kecamatan Pringsewu; serta Pekon Ambarawa Kecamatan Ambarawa – Waykhilau Kabupaten Pesawaran.

AKBP Yunnus mengatakan, usulan ini sejalan dengan program Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan pembangunan 300.000 jembatan di seluruh Indonesia untuk meningkatkan konektivitas masyarakat.

“Kami identifikasi lokasi-lokasi mana yang akan kami usulkan. Ada lima titik yang urgen dan kita prioritaskan karena tidak ada akses jembatan. Padahal ini merupakan jalur padat yang dilalui anak sekolah, mahasiswa, dan ibu rumah tangga yang pergi ke pasar,” ujar AKBP Yunnus pada Rabu (3/12/2025)

Menurut Yunnus, akses di lima lokasi itu merupakan penghubung antar-kecamatan dan menjadi jalur terdekat menuju pusat ibu kota Kabupaten Pringsewu. Ia menekankan bahwa satu di antara lima titik tersebut, yakni Pekon Banjarrejo, menjadi prioritas utama.

“Dari lima titik, Pekon Banjarrejo merupakan prioritas. Kami berharap pemerintah bisa memprioritaskan pembangunan di lokasi tersebut,” tegasnya.

Harapan pembangunan jembatan juga disuarakan warga. Isma, warga Pekon Banjarejo Kecamatan Banyumas, mengaku setiap hari harus menyeberangi sungai menggunakan perahu rakit untuk pulang-pergi beraktivitas.

“Dari Pringsewu mau pulang ke rumah, tarif 5.000 rupiah sekali seberang. Saya berharap bisa dibangun jembatan penghubung karena ini akses terdekat ke pusat ibu kota Pringsewu. Jalan juga semoga diperbaiki agar ekonomi bisa tumbuh,” ujarnya.

Selama bertahun-tahun, warga setempat tidak memiliki jembatan dan hanya mengandalkan rakit untuk menyeberang. Kondisi itu membuat masyarakat harus menghadapi berbagai risiko, terutama saat musim hujan.

“Sudah lama tidak ada jembatan. Perjuangan kami penuh suka duka, apalagi kalau banjir, risikonya besar. Kita sering bantu menyelamatkan orang-orang yang mau nyebrang,” keluh Isma.

Warga berharap usulan ini segera direalisasikan agar aktivitas ekonomi, pendidikan, dan mobilitas masyarakat dapat berjalan lebih aman dan lancar.