Lampung Selatan, Ungkapkasus.id
Proyek perluasan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Desa Mekar Mulya, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan, menuai sorotan warga. Proyek yang dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lampung Selatan ini dinilai berjalan lamban dan belum menunjukkan perkembangan signifikan.
“Warga banyak bertanya kenapa pekerjaan ini begitu lambat. Baru tahap pemasangan tiang tower, sementara pengalihan pipa belum dilakukan jangankan sampai tersambung ke rumah-rumah,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya, Jumat (10/10/2025).
Pantauan di lapangan menunjukkan aktivitas kerja tampak tidak maksimal, padahal proyek SPAM ini sangat diharapkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah tersebut.
Ketika dikonfirmasi, salah satu orang kepercayaan pihak rekanan menjelaskan bahwa keterlambatan proyek disebabkan oleh lambannya pengiriman material dari pemasok. Ia juga mengakui bahwa pelaksanaan pekerjaan di lapangan belum sepenuhnya menerapkan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
“Ya gimana, materialnya datang lambat. Saya disuruh langsung komunikasi ke Pak Tedy sebagai pelaksana. Semua arahan juga dari Pak Kades,” ujarnya.
Berdasarkan data yang diperoleh, proyek perluasan SPAM ini dikerjakan oleh PT Risky Utama Jaya Abadi dengan nilai kontrak Rp445.774.980,00, sesuai Nomor Kontrak 39/KTR/KONS-CK/DPUR-LS/APBD/2025. Adapun waktu pelaksanaan ditetapkan selama 120 hari kalender.
Saat ditanya mengenai jumlah sambungan rumah (SR) sebanyak 98 titik serta panjang jaringan pipa yang digali, pihak rekanan mengaku belum dapat memberikan keterangan pasti.
“Saya sendiri bingung, penggalian dan penyambungan ke rumah warga belum merata,” tambahnya.
Diketahui, proyek SPAM di Desa Mekar Mulya sebelumnya juga pernah dilaksanakan pada tahun 2024 oleh Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Lampung Selatan sebagai bagian dari program pemulihan dampak El Nino. Namun pada tahun 2025, proyek tersebut dilanjutkan di bawah tanggung jawab Dinas PUPR Lampung Selatan.
Sayangnya, program lanjutan ini kini menuai sorotan publik karena progres di lapangan dinilai lamban dan tidak sesuai harapan masyarakat. Warga berharap pemerintah daerah dapat segera turun tangan agar pelaksanaan proyek berjalan lebih cepat, transparan, dan tepat sasaran.(Tiem)