Lampung Selatan,Ungkapkasus.id
– Pendistribusian Makan Bergizi Gratis (MBG) di salah satu sekolah di Kecamatan Palas, Lampung Selatan, dikeluhkan karena diduga terdapat ulat pada makanan yang dikelola oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bumi Restu.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, dalam dua hari berturut-turut ditemukan ulat pada makanan MBG yang diterima sekolah tersebut. Pada hari pertama, satu porsi makanan didapati terdapat ulat, sementara pada hari kedua ditemukan dua ekor ulat pada dua porsi berbeda.
Kepala SPPG Bumi Restu, Dilika Oktalia, mengaku belum menerima laporan resmi dari pihak sekolah.
“Belum ada laporan ke kami,” ucapnya saat monitoring dan evaluasi bersama Uspika Palas di kantor SPPG Bumi Restu, Rabu (1/10/2025).
Namun, awak media mempertanyakan bahwa laporan sudah disampaikan melalui salah satu pegawai SPPG bernama Syaifudin. Dilika membenarkan keberadaan pegawai tersebut, tetapi menegaskan dirinya belum mengetahui perihal dugaan temuan ulat.
“Ya benar ada pegawai yang namanya Syaifudin,” katanya singkat.
Sayangnya, saat hendak dikonfirmasi lebih lanjut, Syaifudin tidak memberikan tanggapan hingga akhirnya jajaran Uspika Palas meninggalkan lokasi.
Adapun pejabat yang hadir dalam kegiatan monitoring tersebut di antaranya Sekcam Palas Suyadi, KUPT Puskesmas Rawat Inap Bumi Daya Rosnani, KUPT TPHBun Palas Uning, KUPT Dalduk KB Sukaryadi, Ketua K3S Sobar, serta perwakilan UPT Puskeswan.
Terpisah, seorang kepala sekolah di Desa Bumi Restu membenarkan adanya ulat pada makanan MBG.
“Kalau tester MBG yang terakhir kita terima aman-aman saja, tapi untuk MBG di kelas memang ada ulatnya. Namun yang saya tahu ulat itu sudah mati,” ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (2/10/2025).
Ia juga menjelaskan bahwa pihak sekolah telah berkoordinasi dengan SPPG melalui pegawai bernama Syaifudin.
“Kita sudah menyampaikan ke pihak SPPG melalui Pak Syaifudin. Makanan yang ada ulatnya tidak dimakan anak-anak, dan pihak MBG menyampaikan akan menggantinya. Maksud kita menyampaikan agar kualitas lebih terjaga, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” jelasnya.
Sementara itu, sejumlah wali murid juga mengungkapkan keresahan serupa.
“Ya ada ulat, tapi gak tahu ulat apa. Anak-anak cerita ke kita, jadinya takut. Mau dimakan khawatir, gak dimakan juga sayang,” ujar seorang wali murid saat menjemput anaknya.
Mereka berharap kualitas makanan MBG bisa lebih ditingkatkan.
“Jangan kayak gitu lagi, harus lebih higienis. Itu kan untuk anak-anak kita, kalau bisa lebih baik bahan mentahnya saja dikasih, biar kami yang masak di rumah. Lebih sehat dan pasti masih segar,” pungkasnya.(Tim)










