LSM Tempek dan Hantam Tanggapi Kritik THI Terhadap Gepak Lampung

Bandar Lampung – ungkapkasus.id

Pernyataan Ketua Lembaga Transformasi Hukum Indonesia (THI) Hendrik Iskandar di media online Raolnews pada Sabtu (9/8/2025), yang mempertanyakan sikap Ketua Umum Gepak Lampung Wahyudi dalam mengkritisi kebijakan RSUD Abdul Moeloek, menuai tanggapan sejumlah aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Sabtu 9/8

 

Ketua LSM Tempek, Mailudin, menegaskan bahwa dirinya tidak memihak salah satu pihak. Menurutnya, THI dan Gepak Lampung sama-sama memiliki tujuan untuk mengawal kebijakan pemerintah.

 

“Saya tidak berdiri di pihak manapun. THI dan Gepak Lampung adalah LSM yang dibentuk dengan prinsip transparansi, akuntabilitas, partisipasi, dan penegakan hukum yang adil,” kata Mailudin.

 

 

 

Ia menambahkan, melalui LSM, masyarakat dapat berperan mengawal kebijakan agar tidak melanggar hukum dan tetap berpihak kepada kepentingan publik.

 

“Jika Gepak mengkritisi RSUD Abdul Moeloek, pasti ada alasan kuat dan bukti yang cukup,” ujarnya.

 

 

 

Sementara itu, Ketua LSM Hantam, M. Nasir, menyatakan dirinya mengenal Wahyudi sebagai sosok berpengalaman dan bukan tipe pencari panggung.

Ketua LSM Hantam, M. Nasir

 

“Bang Wahyudi sudah matang pengalaman. Saya yakin beliau memegang bukti-bukti sebelum mengkritik. Beliau sudah banyak membantu menegakkan hukum, bahkan pernah membuat pejabat tinggi merasakan jeruji besi,” tutur Nasir.

 

 

 

Ia juga mengingatkan agar sesama aktivis tidak saling menjatuhkan.

 

“Tidak etis mengomentari negatif pekerjaan orang lain. Lebih baik kita fokus pada apa yang bisa kita lakukan untuk masyarakat,” imbuhnya.

 

 

 

Dihubungi terpisah, Wahyudi memilih tidak menanggapi panjang lebar pernyataan Hendrik.

 

“Mohon maaf, kami fokus pada niat utama menegakkan keadilan bagi para pekerja, menuntut hak-hak mereka, dan memastikan kebijakan tidak melanggar hukum. Tidak perlu menanggapi hal-hal yang tidak penting,” ujarnya singkat.

 

 

 

Wahyudi menegaskan dirinya akan terus memperjuangkan nasib pekerja korban ketidakadilan.

 

“Saya tidak akan berhenti sebelum memastikan korban Isnaini adalah karyawan terakhir yang diperlakukan tidak manusiawi di RSUD Abdul Moeloek,” tegasnya.

 

Bambang