Gapoktan Mekar Mukti Klarifikasi Isu Kenaikan Harga Pupuk: Ada Biaya Operasional Tambahan

filter: 0; jpegRotation: 0; fileterIntensity: 0.000000; filterMask: 0; module:1facing:0; hw-remosaic: 0; touch: (-1.0, -1.0); modeInfo: ; sceneMode: Night; cct_value: 0; AI_Scene: (-1, -1); aec_lux: 0.0; hist255: 0.0; hist252~255: 0.0; hist0~15: 0.0;

Lampung Selatan, Ungkapkasus.id

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Mekar Mukti, Desa Mekar Mulya, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan, memberikan klarifikasi terkait mahalnya harga pupuk bersubsidi yang dikeluhkan oleh sebagian petani setempat.

Isu ini mencuat setelah pengelola kios pupuk, H. Yoyo, menyebut bahwa harga jual pupuk bersubsidi di tingkat petani bisa mencapai Rp270 ribu per kuintal, melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

“Memang benar pernah dijual seharga itu,” ujar Tatang, Sekretaris Gapoktan Mekar Mukti, saat dikonfirmasi di kediamannya pada Kamis (7/8/2025). Namun, Tatang menegaskan bahwa harga dasar pupuk tetap mengacu pada HET yang berlaku.

Tatang menjelaskan bahwa penetapan harga tersebut tidak dilakukan sepihak oleh pengurus gapoktan. Harga tersebut, kata dia, merupakan hasil musyawarah antara pengurus dan para petani anggota gapoktan yang kini berjumlah 22 kelompok tani.

“Berdasarkan hasil musyawarah, harga HET sudah diketahui oleh para petani. Harga pupuk yang kami salurkan sesuai dengan HET. Adapun kelebihan dari harga tersebut merupakan hasil kesepakatan bersama,” ujar Tatang.

Menurut Tatang, dana tambahan yang dibebankan kepada petani tersebut bukanlah pungutan liar, melainkan biaya operasional dan dukungan terhadap kegiatan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur pertanian yang bersifat kolektif.

“Penambahan harga itu digunakan untuk menutup biaya operasional, seperti upah angkut pupuk dari kios ke lokasi kelompok tani, serta untuk kegiatan gotong-royong dan perbaikan jalan tani,” jelasnya.

Ia memaparkan bahwa dana tersebut telah digunakan untuk sejumlah kegiatan, seperti penimbunan beberapa titik jalan pertanian yang rusak dan pembersihan saluran air di tanggul yang dilakukan secara gotong-royong oleh para petani.

“Penarikan biaya tambahan dilakukan bersamaan dengan penebusan pupuk. Dana tersebut kami kelola secara terbuka dan digunakan untuk keperluan bersama,” katanya menambahkan.

Tatang juga menyampaikan bahwa seluruh informasi keuangan dan kegiatan gapoktan, termasuk penggunaan dana tambahan tersebut, telah dilaporkan secara transparan dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang dihadiri seluruh perwakilan kelompok tani.

“Dalam RAT, semua kami sampaikan secara transparan. Tidak ada niat untuk memperkaya diri. Tujuan kami murni untuk mendukung kemajuan pertanian dan meningkatkan kesejahteraan para petani,” tegasnya.

Ia berharap masyarakat, khususnya para petani yang tergabung dalam Gapoktan Mekar Mukti, dapat memahami situasi tersebut dan tidak terprovokasi oleh informasi yang belum tentu benar.

“Kami sangat terbuka untuk kritik dan saran. Tapi alangkah baiknya jika semua pihak mencari informasi yang benar langsung dari sumbernya. Gapoktan ini milik bersama, dan apa pun yang kami lakukan, semata-mata untuk kepentingan bersama,” pungkasnya.

Sementara itu, beberapa petani yang ditemui menyatakan bahwa mereka telah memahami alasan di balik adanya tambahan harga pupuk tersebut. Meskipun demikian, sebagian dari mereka tetap berharap agar ke depannya tidak ada lagi penambahan harga, agar beban biaya produksi tidak semakin berat.

“Kalau bisa, ya sesuai HET saja. Tapi kami juga paham, jalan tani dan kegiatan gotong-royong memang penting,” ujar seorang petani dari kelompok tani Suka Maju.

Isu harga pupuk ini menjadi perhatian serius masyarakat karena menyangkut kelangsungan produksi pertanian. Pemerintah daerah diharapkan ikut turun tangan memastikan distribusi pupuk bersubsidi tetap sesuai aturan, namun juga memperhatikan kebutuhan riil di lapangan, termasuk dukungan logistik dan infrastruktur yang masih menjadi kendala utama bagi petani.(joe)