Martapura Ungkapkasus.id
Sebuah video pengakuan seorang sopir angkutan batubara yang melintasi jalur tengah Sumatera viral di media sosial. Dalam rekaman berdurasi singkat tersebut, sopir itu mengadukan adanya praktik dugaan pungutan liar (pungli) yang dibungkus dalam bentuk rumah makan. Ia bahkan memohon langsung kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, untuk turun tangan.
“Saya cuma cari makan buat keluarga, tapi kalau nggak mampir dan bayar, kami nggak bisa lewat,” keluh sopir tersebut dengan suara bergetar, sebagaimana terekam dalam video yang kini menyebar luas di berbagai platform sosial media.
Dalam narasi video, praktik pungli itu disebut melibatkan oknum anggota TNI AD yang bertugas di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur), berinisial Praka AM alias Gading. Oknum tersebut diduga memanfaatkan bangunan rumah makan di jalur lintas untuk menghentikan kendaraan angkutan batubara dan ‘memaksa’ mereka membayar sejumlah uang. Sopir menyebutkan bahwa jika mereka menolak, truk akan dihadang.
Tak hanya itu, salah satu warga sekitar yang diinisialkan M menyebut bahwa lokasi rumah makan tersebut kerap dicurigai sebagai tempat peredaran narkoba. “Bukan cuma soal pungli, tapi juga kuat dugaan ada transaksi narkoba di situ,” ujarnya kepada wartawan.
Fenomena ini pun menuai kecaman luas dari publik. Netizen bereaksi keras dan mendesak Panglima TNI serta aparat penegak hukum untuk segera mengusut tuntas keterlibatan oknum, serta memastikan tidak ada pembiaran terhadap penyalahgunaan wewenang.
“Kalau benar oknum berseragam terlibat, ini sangat memalukan. Rakyat butuh perlindungan, bukan tekanan,” tulis salah satu akun di platform X (dulu Twitter).
Desakan agar dilakukan audit menyeluruh terhadap jalur angkutan batubara pun kembali menguat. Jalur ini memang kerap disorot karena rawan praktik ilegal, baik pungli maupun kejahatan lainnya yang merugikan para sopir dan masyarakat umum. ( TiM )