Sidak Camat Palas Ungkap Masalah Menu Tak Merata Program MBG

Lampung Selatan,Ungkapkasus.id

Pelaksana Tugas (Plt.) Camat Palas, M. Iqbal Fuad, S.STP., MM., melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dapur umum Program Makan Bergizi Gratis (MBG) milik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Desa Bumi Restu, Kecamatan Palas, Lampung Selatan, Jumat (13/6/2025).

Sidak tersebut dilakukan sebagai respons atas keluhan yang muncul dalam peluncuran Program MBG, terutama terkait ketimpangan menu makanan di MTs Ma’arif Bumi Restu pada Selasa (10/6/2025). Dari 227 siswa yang mengikuti program tersebut, sebanyak 180 siswa menerima menu yang berbeda dari siswa lainnya.

Menu utama seharusnya terdiri dari nasi, ayam, sayur, dan buah jeruk. Namun, sebagian besar siswa hanya mendapatkan nasi, telur rebus, jeruk, serta dua bungkus makanan ringan berupa roti Malkist dan roti Padi Mas.

Dalam sidaknya, Camat Palas didampingi unsur Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Palas. Mereka disambut langsung oleh Kepala SPPG Desa Bumi Restu, Dilika Oktavia.

“Kami tadi bersama Uspika Kecamatan Palas sidak ke dapur umum MBG di Desa Bumi Restu. Di situ kami disambut oleh Kepala SPPG, Ibu Dilika Oktavia, dan menceritakan terkait menu yang berbeda kemarin,” ujar Iqbal kepada wartawan.

Iqbal menjelaskan, pihak SPPG mengakui adanya kesalahan teknis dalam proses peracikan porsi makanan, yang menyebabkan lauk utama habis sebelum seluruh siswa mendapatkan bagiannya.

“Ibu Dilika mengakui dan menceritakan bahwa, kenapa ada porsi yang isinya nasi, telur rebus, jeruk, serta roti. Ini karena awal pelaksanaan mereka belum terbiasa. Waktu meracik, ada porsi yang kelebihan lauk, sehingga di akhir tidak cukup untuk semua siswa,” jelasnya.

Dilika, lanjut Iqbal, juga telah berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk memberikan menu alternatif berupa snack guna menggantikan lauk yang tidak tersedia.

Saat ditanya terkait menu MBG yang diduga tidak memenuhi unsur gizi seimbang, Camat Palas enggan berkomentar lebih jauh.

“Karena ini bukan ranah kecamatan, saya tidak berani berkomentar. Tapi yang pasti, kami sudah turun langsung, dan berharap ke depan tidak terulang lagi. Persiapan harus lebih matang,” tegasnya.

Program MBG merupakan program nasional yang diluncurkan Presiden Prabowo dengan anggaran Rp10.000 per anak per hari. Meski belum memiliki standar nasional baku, pelaksanaan program tetap mengacu pada pedoman gizi seimbang yang dikeluarkan oleh instansi terkait.

Secara ideal, menu makan siang untuk siswa usia SD hingga SMP seharusnya memenuhi 700 hingga 800 kilokalori dari total kebutuhan harian sekitar 1.600–2.200 kilokalori. Komposisi tersebut mencakup karbohidrat, protein hewani dan nabati, lemak, vitamin, serta mineral.

Program MBG menekankan pemenuhan gizi, bukan variasi menu. Oleh karena itu, penyusunan porsi makanan seharusnya mempertimbangkan nilai gizi, bukan hanya jenis lauk atau jumlah makanan.

Dengan adanya temuan ini, pihak kecamatan berharap pelaksana program MBG di tingkat desa maupun sekolah lebih memperhatikan tata kelola dapur dan pembagian porsi agar tidak terjadi ketimpangan lagi di kemudian hari.(Tim)