Lampung — ungkapkasus.id
Ketua Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Lampung, SHR, menjadi sorotan publik setelah seorang wanita berinisial S, seorang janda dengan satu anak, mengungkapkan dugaan penipuan dan janji palsu yang melibatkan pria tersebut. Minggu 8-11-2024
Dalam keterangannya, S menyebut bahwa SHR menjanjikan nafkah bulanan sebesar Rp 15 juta jika ia bersedia menjadi istri kedua. “Dia bilang akan memberikan kehidupan yang layak untuk saya dan anak saya,” ujar S saat diwawancarai. Namun, janji tersebut berakhir menjadi harapan kosong.
Menurut S, SHR awalnya menunjukkan keseriusan dalam membangun rumah tangga bersama. Namun, situasi berubah drastis setelah S mengandung anak dari hubungan tersebut. SHR, kata S, mulai menjauh dan bahkan meminta agar kehamilannya digugurkan. “Dia bilang itu demi menjaga nama baiknya, dan dia tidak siap bertanggung jawab,” ungkap S dengan nada sedih.
S menambahkan bahwa ia bekerja di sebuah perusahaan swasta dengan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya dan anaknya. Namun, SHR mendesaknya untuk berhenti bekerja dan fokus mengurus rumah tangga. Permintaan ini, menurut S, disampaikan sekitar November 2021. “Saat itu dia berkata, ‘Kamu tidak perlu bekerja lagi. Saya akan mencukupi semua kebutuhanmu.’ Tapi ternyata, semua itu hanya janji belaka,” ujarnya.
S mengaku sempat bimbang untuk meninggalkan pekerjaannya. Ia berharap SHR memberikan kejelasan, tetapi janji itu tidak pernah terwujud. “Saya merasa terjebak dalam situasi yang sulit. Setelah saya berhenti kerja, dia malah pergi,” katanya.
Ketegangan meningkat ketika SHR mulai menghindari tanggung jawab atas kehamilan S. Hal ini menyebabkan tekanan emosional yang berat bagi S hingga berujung pada keguguran. “Saya benar-benar hancur. Tidak hanya kehilangan pekerjaan, tetapi juga kehilangan anak yang seharusnya menjadi harapan saya,” jelasnya.
Dalam pengakuannya, S juga menyebut dirinya pernah menemani SHR dalam beberapa acara resmi, termasuk saat pelantikannya sebagai Ketua ISMI di Bandung. “Saya percaya dia serius, apalagi saat dia mengajak saya ke acara-acara penting. Tapi ternyata itu hanya untuk pencitraan,” tutur S.
Hingga berita ini diturunkan, SHR belum memberikan pernyataan resmi terkait tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Pihak ISMI Lampung juga belum memberikan tanggapan atas dugaan kasus ini.
Sementara itu, S mengaku sedang mempertimbangkan untuk menempuh jalur hukum demi mendapatkan keadilan. “Saya tidak bisa diam saja. Apa yang dia lakukan sudah menghancurkan hidup saya dan anak saya,” katanya dengan tegas.
Kasus ini menjadi perhatian publik, mengingat posisi SHR sebagai figur penting di ISMI Lampung. Banyak pihak mendesak agar SHR memberikan klarifikasi dan bertanggung jawab atas tuduhan yang beredar.
Jika terbukti bersalah, kasus ini dapat merusak citra ISMI sebagai organisasi yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab moral.
Pakar hukum, dalam tanggapannya, menyebut bahwa jika S memiliki bukti kuat, seperti percakapan atau dokumen yang mendukung tuduhannya, maka kasus ini dapat dilanjutkan ke ranah hukum. “Bukti seperti percakapan WhatsApp, transfer uang, atau saksi yang mengetahui hubungan mereka bisa menjadi dasar yang kuat,” ujar salah satu ahli hukum.
Kejadian ini juga memicu diskusi di masyarakat mengenai pentingnya integritas dan tanggung jawab, terutama bagi seseorang yang memegang jabatan strategis dalam organisasi berbasis agama. Hingga kini, publik menunggu langkah yang akan diambil SHR untuk menjawab tuduhan ini.
S berharap kasus ini menjadi pelajaran bagi banyak pihak. “Jangan mudah percaya pada janji manis seseorang, terutama jika janji itu tidak disertai tindakan nyata,” pesan S.
Tim












