Pringsewu(ungkapkasus.id) – Malam puncak Pringsewu Cultural Festival 2025 yang digelar di halaman Mapolres Pringsewu, Jumat malam (17/10/2025), berlangsung meriah dan penuh kekaguman. Penampilan Tari Kreasi Akulturasi Budaya dengan lakon “Jatmara Sai Bumi” berhasil memukau seluruh penonton yang hadir.
Tarian monumental karya Kapolres Pringsewu AKBP M. Yunnus Saputra ini melibatkan 49 penari yang terdiri dari pelajar tingkat SMP, SMA, mahasiswa, serta guru seni dari sejumlah sekolah di Kabupaten Pringsewu. Selama tiga minggu masa latihan intensif, para penari berproses secara kolaboratif untuk menyatukan ragam gaya dan teknik tari dari berbagai latar budaya, menghasilkan sebuah karya yang harmonis dan menggugah.
Melalui gerak yang dinamis dan ekspresi yang mendalam, tarian ini mengisahkan perjalanan tentang pengorbanan dan ketuhanan, menggambarkan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur. Unsur akulturasi budaya yang ditampilkan mencerminkan semangat kebersamaan dan persatuan dalam keberagaman masyarakat Pringsewu.
Menambah daya tarik, sejumlah tamu VVIP dan VIP turut diajak berkolaborasi dalam sesi akhir pementasan, menciptakan momen kebersamaan yang sarat makna. Penampilan ini menjadi simbol nyata dari tema besar festival tahun ini, yakni “Menyatukan Perbedaan melalui Budaya.”
Kapolres Pringsewu AKBP M. Yunnus Saputra dalam sambutannya menjelaskan bahwa Pringsewu Cultural Festival digagas sebagai wujud perayaan Hari Kebudayaan Nasional pertama, sekaligus sebagai ajang memperkuat semangat kebinekaan dan persatuan bangsa.
“Pringsewu Cultural Festival ini kami inisiasi untuk memperingati Hari Kebudayaan Nasional yang pertama. Dalam rangkaian kegiatan, terdapat berbagai perlombaan seperti kuda kepang dan reog Ponorogo. Hal ini karena di Pringsewu banyak masyarakat keturunan Jawa, namun kita juga hidup dalam masyarakat yang heterogen, terdiri atas sembilan suku dan satu etnis besar. Semua kami representasikan dalam satu festival,” ujar AKBP Yunnus.
Ia menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga menjadi sarana mempererat persaudaraan melalui ekspresi budaya.
“Kami ingin menunjukkan bahwa keberagaman adalah kekuatan, dan budaya menjadi jembatan untuk menyatukan semua perbedaan,” tambahnya.
Sebagai penutup rangkaian acara, malam puncak festival dimeriahkan oleh pagelaran wayang kulit dengan dalang kondang Ki Sujiwo Tejo, yang mengusung pesan tentang persatuan dan kearifan budaya Nusantara.
Acara ini dihadiri oleh perwakilan kementerian dan lembaga nasional, Forkopimda Provinsi Lampung, Forkopimda Kabupaten Pringsewu, serta berbagai tokoh masyarakat, budayawan, dan seniman dari berbagai daerah. Juga Turut dihadiri Budayawan Sujiwo tejo hingga Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan Ke-23, Sai Batin Puniakan Dalom Beliau (SPDB) Pangeran Edward Syah Pernong (*)