Sinergi Tanpa Disiplin adalah Ilusi

Bandar Lampung –  ungkapkasus.id

Sudut Pandang: Menjaga Marwah Organisasi Struktural
Oleh Yoksa Adrinata, Ketua Forum Mahasiswa Pagar Nusa Lampung (FMPN)

Pagar Nusa bukan sekadar organisasi bela diri. Ia adalah wadah perjuangan yang dibangun dengan struktur yang teratur dan nilai-nilai luhur sebagai landasan. Di dalamnya terdapat tatanan yang menuntut kepatuhan, bukan untuk membatasi, tetapi untuk memastikan keberlanjutan gerak dan tercapainya tujuan bersama.

Namun akhir-akhir ini, kami menyaksikan disorientasi peran yang berbahaya. Fenomena di mana unsur kultural justru melangkahi batasannya dan mengintervensi wilayah-wilayah struktural, menciptakan ketegangan dan disonansi di tubuh organisasi. Ini bukan hanya bentuk pelanggaran disiplin internal, tetapi juga ancaman terhadap marwah Pagar Nusa itu sendiri.

Padahal, unsur kultural memiliki peran strategis dan terhormat – sebagai penjaga nilai, pemberi nasihat, dan penguat semangat kaderisasi. Bukan untuk mengambil alih wilayah teknis, apalagi menjadikan organisasi sebagai alat kepentingan pribadi atau ladang mencari keuntungan materil.

Kepatuhan kepada pimpinan struktural adalah wujud loyalitas, bukan formalitas. Ini adalah bentuk kesadaran bahwa dalam perjuangan bersama, keputusan harus terpusat demi keberlangsungan visi yang satu. Ketidakpatuhan adalah bentuk pengkhianatan terhadap amanah dan akan berdampak buruk terhadap soliditas serta kemajuan organisasi.

Saya mengajak seluruh elemen Pagar Nusa – dari pusat hingga ranting, dari struktur hingga kultur – untuk kembali menempatkan diri pada khittah masing-masing. Sinergi tidak akan terbangun tanpa disiplin peran. Keberhasilan tidak akan hadir tanpa kesatuan langkah.

Dengan menegakkan kembali marwah organisasi, Pagar Nusa akan tetap menjadi rumah besar yang melahirkan kader-kader berkualitas, berintegritas, dan siap memberi kontribusi nyata bagi masyarakat dan bangsa.

Red